Minggu, 06 Maret 2011

Tugas IBD

NAMA : NOVANDRI PANCA PUTRA
NPM :15110046
Tugas : ilmu Budaya Dasar

BERWISATA KE MUSEUM KERAMIK



Melintasi Kota Tua kita akan disambut oleh pemandangan gedung-gedung lama yang berarsitektur Eropa yang merupakan salah satu balai seni rupa. Gedung-gedung tersebut dibangun pada masa kolonial Belanda dan sudah berumur ratusan tahun. Museum Keramik adalah salah satu gedung di Kota Tua yang mencerminkan arsitektur Belanda yang begaya simetris.
Museum Keramik terletak di pusat Kota Tua di jalan Pos Kota No.2 Jakarta Barat. Museum ini letaknya berhadapan dengan Museum Fatahillah. Bagunan museum ini di bangun pada tahun 1870 oleh pemerintah Kolonial Belanda. Pada awalnya gedung ini dibangun untuk kantor Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Casteel Batavia (Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia). Tahun 1944 gedung ini berubah fungsi dan mulai digunakan oleh tentara KNIL, dan selanjutnya digunakan oleh TNI. Pada tahun 1937-1976 gedung ini berubah fungsi lagi dan mulai digunakan sebagai Kantor Wali Kota Jakarta Barat dan selanjutnya pernah juga digunakan oleh Pemda DKI Jakarta sebagai kantor Dinas Museum dan Sejarah. Di tahun 1976 bangunan tua ini diresmikan sebagai Balai Seni Rupa Jakarta dan pada tahun 1990 diresmikan kembali sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik.

Museum seni rupa dan keramik berisi koleksi-koleksi berupa hasil karya para pelukis dari berbagai periode seperti Raden Saleh, Affandi, Basuki Abdullah, S. Sudjojono, Hendra Gunawan dan lukisan hasil karya pelukis era 80-an seperti Dede Eri Supria. Oleh karena itu pada museum ini dapat dilihat perkembangan seni lukis di Indonesia.
Selain lukisan, Museum Seni Rupa dan Keramik juga memiliki koleksi patung dan keramik, diantaranya adalah patung karya perupa terkemuka Indonesia G. Sidharta, sedangkan koleksi keramik cukup beragam yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara dan keramik asal mancanegara seperti Eropa, Cina, Vietnam, Thailand dan Timur tengah. Koleksi terbanyak berasal dari Cina terutama masa Dinasti Ming.
Koleksi museum Seni Rupa dan Keramik yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi menjadi daya pikat tersendiri bagi para pengunjung. Di samping itu biaya yang harus dikeluarkan untuk berkunjung ke Museum ini relatif murah. Biaya masuk yang dikenakan untuk pengunjung dewasa Rp. 2.000,- perorang, untuk mahasiswa dikenakan biaya masuk Rp. 1.000,- perorang dan Rp. 600,- peroarang untuk anak-anak/pelajar. Untuk rombongan (minimal 20 orang), pengunjung dewasa dikenakan biaya masuk Rp. 1.500,- perorang, mahasiswan dikenakan biaya masuk Rp. 750,- perorang dan Rp. 500,- perorang untuk anak-anak/pelajar. Selain itu ada juga biaya pembuatan keramik sebesar Rp. 25.000,- peroarang.
Ketika kita memasuki lorong-lorong museum, suasana begitu unik di sini. Dengan lampu-lampu di setiap ruang, keramik-keramik disusun begitu indah. Pintu kuno peninggalan kolonial Belanda menjadi ciri khas dari setiap sudut bangunan tua ini. Bangunan ini bukan hanya berlantai satu, tetapi ada pula lantai duanya, yang dihubungkan dengan tangga putar dari besi tempa. pada lantai satu , pijakkannya adalah kayu jati yang tebal. Ruang koleksi keramik dan seni rupa bertempat di ruangan yang berbeda yang sebagian besar berisi lukisan, pot keramik, dan beberapa patung kayu menghias koridor. Ruangan tempat lukisan dipamerkan tidak ditunjang oleh pencahayaan yang memadai sehingga memberikan perasaan ngeri jika Anda berjalan sendiri.

Proses Pembuatan Keramik
Puas melihat koleksi museum, walaupun keterangan yang diberikan masih kurang, karena masih dalam tahap renovasi, semua peserta menuju hall utama untuk ikut membuat keramiknya sendiri. Untuk Workshop Keramik ini, masing masing peserta diberi satu kantong plastik tanah liat dan segelas air, tak lupa alas triplek dan sumpit kecil untuk memotong motong tanah.
Seperti museum-museum pada umumnya museum keramik ini memilki taman kecil pada halaman depan, dimana taman tersebut dimanfaatkan oleh beberapa keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak-anaknya tampak asyik dan santai berrcanda ria. Beberapa keluarga lainnya tampak pula bersenang ria bermain sepeda ontel di halaman museum tersebut.
Tiga museum, tiga cerminan bangunan bersejarah di kawasan kota Batavia lama yaitu museum Fatahillah, museum Keramik dan museum Wayang. Bangunan berangin dibangun di sekitar halaman taman yang menyenangkan jeda dari kegilaan Jakarta Pusat. Namun, arsitektur bukan satu-satunya alasan untuk datang ke sini. Museum ini rumah koleksi menarik dari seni rupa Indonesia selama berabad-abad. Pecinta keramik dan tembikar akan menemukan museum ini sangat bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon kritikan dan sarannya :)