Itulah barangkali yang menjadi tanggung jawab kita semua sebagai pemuda saat ini. Pemuda hendaklah memiliki visi ke depan demi kemajuan bangsa ini. Yaitu visi untuk menjadi bangsa yang kokoh, beriman dan bermartabat. Ditangan pemudalah nasib bangsa ini kelak ditentukan. Apalah jadinya kalau para pemuda kita menjadi pemuda pemalas, korup dan tidak memiliki keimanan kepada Allah SWT dengan mantap.
Ya, 83 tahun yang lalu para pemuda yang gagah berani di masa penjajahan Belanda mengikrarkan sumpahnya, yaitu:
Bertanah air satu, tanah air Indonesia. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia dan Berbahasa yang satu, bahasa Indonesia.
Para tokoh pemuda di kala itu tidak merasa gentar dan takut akan intimidasi pemerintah Belanda. Mereka menyuarakan suara hatinya untuk menjadi satu bangsa yang merdeka. Satu bangsa yang bebas menentukan nasibnya sendiri. Satu bangsa yang bebas mengelola dan berpacu dengan kemajuan di antara bangsa-bangsa di seluruh dunia.
Kala itu tentu saja semuanya masih dalam kondisi serba terbatas dan kekurangan dalam hal segala macam fasilitas. Namun jiwa patriotismenya sebagai bangsa telah tumbuh berkobar, dengan satu tekad Merdeka. Dengan semboyan lebih baik mati dari pada dijajah, mampu membakar jiwa patriotisme setiap pemuda kala itu.
Puncak dari perjuangan ingin merdeka pun akhirnya terwujud dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Mulai tanggal 17 Agustus 1945 inilah merupakan titik awal sebuah bangsa merdeka dimulai.
Saat ini kita sudah tinggal menikmati hasil perjuangan para pahlawan kita. Tapi disamping menikmati, kita pun punya kewajiban menjaga dan mengisinya dengan hal-hal yang dapat memperkokoh makna kemerdekaan ini. Tanpa rasa patriotisme dan bangga sebagai bangsa Indonesia, tentu kita akan jadi bangsa yang terpuruk di antara laju bangsa-bangsa lain di dunia saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon kritikan dan sarannya :)